Seorang radiografer dari Inggris membuat geger bandar udara
Manchester, setelah menolak untuk dilakukan body scanner sinar-x
terhadap dirinya, “Tidak ada yang namanya penggunaan sinar-x yang aman
sepenuhnya.” Demikian ujarnya.
Anthony Hall, pria 31 tahun berasal dari Ancoats, Manchester, utara
barat Inggris, adalah seorang radiografer senior di rumah sakit di kota
itu. Pernyataan kontroversial tersebut terlontar setelah dirinya menolak
untuk melakukan full body scan di bandar udara Manchaster saat akan
terbang ke Amsterdam Belanda untuk berlibur.
Walau telah diperingatkan akan dibawa keluar bandara oleh yang
berwenang apabila menolak scan, pria ini bergeming dan menuntut adanya
kebijaksanaan kepada penumpang untuk diberi pilihan tetap melakukan scan
atau memilih pemeriksaan fisik.
“Setiap paparan radiasi pengion adalah taruhan, tidak ada ahli yang
mengatakan tindakan tersebut aman sepenuhnya.” “Para Ahli akan berkata
bahwa paparan yang mengenai kita tersebut masih dalam batas toleransi
tetapi tetap tidak ada penggunaan sinar-x yang betul-betul aman.”
tegasnya.
“Seberapapun kecilnya dosis radiasi, tetap akan membawa resiko,
seharusnya penumpang diberi pilihan, sungguh aneh apabila mereka tidak
diberi pilihan dan itu sangat membuat saya risau.” “Sudah seharusnya ada
pilihan bagi setiap orang yang tidak ingin terkena tambahan radiasi
buatan yang bukan untuk tujuan medis.” imbuhnya.
Anthony telah bersurat kepada pihak bandara dan Departemen
Transportasi agar kekhawatirannya mendapat perhatian dan segera
dibuatkan kebijakan tambahan.
Anthony telah mempelajari dampak radiasi terhadap tubuh dan meminta
penjelasan pihak bandar udara bahwa dosis radiasi bervariasi tergantung
dari ukuran dan keadaan penumpang. Sebagai radiografer dia dituntut oleh
peraturan untuk memantau dosis pasien dan memikirkan pemeriksaan
alternatif tanpa radiasi.
Scanner tubuh yang terdapat di bandara Manchester menggunakan
teknologi sinar-x bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya material
berbahaya dan bahan peledak yang disembunyikan. Alat tersebut dipasang
pada tahun 2009 dan bagian dari percobaan sistem keamanan.
Alat berharga 80000 poundsterling itu terpasang di tiga terminal.
Sejak dipasang hanya sedikit orang yang menolak untuk di scan dan pihak
bandara mengatakan bahwa alat telah dikenal masyarakat dan terbuktif
efektif untuk meningkatkan keamanan, beberapa hanya mengkhawatirkan
masalah privasi.
Juru bandara menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan penumpang
adalah yang utama. Dan teknologi ini telah disetujui sepenuhnya oleh
Badan Proteksi Radiasi dan Lembaga Kontrol Kesehatan.
Sejak diinstruksikan oleh pemerintah pada februari 2010, alat ini
telah menjadi kewajiban dalam sistem keamanan, dan kami akan terus
memberi informasi kepada publik. Dan kami telah memasang diseluruh tiga
terminal milik kami. Penumpang pun telah menerima alat ini dengan sangat
baik.
Komentar dari publik beragam, ada yang setuju, beberapa tidak, ada
yang skeptis bahkan sarkas “seharusnya politisi juga mencoba alat ini
termasuk perdana mentri, everybody is EVERYBODY right?” begitu tulisnya.
0
comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)